Mulai dilanda kepanikan. Ini sudah akhir bulan desember yang artinya semakin dekat dengan hari pertarungan. Deadline semakin dekat, tapi persiapanpun masih amburadul.
Aku bisa apa? Sidang skripsi itu kepastian yang tidak bisa dihindari.
Mau gak mau yaa hadapin.
Semakin nyeseknya ketika denger lagu berhenti berharap-nya so7 yang dinyanyi'in sama temen di tempat karoke td. (dikejar deadline masih sempet karoke-an) hihihii
Seperti kejatuhan beton dan stuck di satu tempat. Aku linglung sejenak. Tiba2 rongga dada agak menyempit yg bikin susah napas alias nyesek.
Malaikat baik hati bilang kalo Rara gak boleh nyerah, sebulan cukup kok buat nyiapin smua. Tapi di sisi lain setan jahanam bilang kalo ak harus pasrah. Pasrah sama keadaan yg kayak gini tanpa ngapa2in. Apa iya ak harus angkat tangan sebelum menabuh genderang perang?
-mengapa ada derita bila bahagia tercipta, mengapa ada sang hitam bila putih menyenangkan- berhenti di barisan lirik lagu itu. Iya, ak harus bisa. Badan segede gini ga boleh kalah sama males2 yg segudang itu. Sebulan itu singkat.
Rasa-rasanya ngga ada hubungannya antara deadline skripsi sama lagunya so7 yaa. Tapi semua itu memang nyata terjadi hari ini. Hatiku bergejolak karena 2 hal itu. Skripsi dan "berhenti berharap".
Entah tulisan ini nyambung atau engga gara2 mata sudah tidak menunjukkan kualitas trbaiknya. Terimakasih sahabat2 yg udah mau meminjamkan pundaknya hari ini untuk sandaran lelahku, terimakasih kalian sudah mengobrak abrik markas untuk kesekian kalinya.
Goodnight, fellas.!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar